Menurut sumber cerita dari para sesepuh Desa Jambangan masa kini, bahwa
terjadinya Desa Jambangan dimulai sejak Jaman Hindia Belanda di bawah wilayah
kekuasan Kawedanan Ngawi, Jambangan adalah sebuah desa yang berada di
Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi. Di Desa Jambangan mayoritas mata
pencaharian penduduknya adalah petani. Desa jambangan dibagi menjadi 8 dusun,
yakni Dusun Jambangan Dusun Kedungjambu Dusun Gandu , Dusun Dusun
Winong, Dusun Ngepeh, dusun Mojosari, Dusun Sambipasar dan Dusun Paron.
Dari ke 8 pembagian tersebut, masing-masing dusun memiliki sejarah dan asal
muasal yang berbeda. Dusun Jambangan memiliki asal muasal paling tua
dibandingkan dengan dusun-dusun yang lain. Dengan kearifan lokal para sesepuh
pada saat itu ke 8 dusun tersebut dijadikan menjadi satu yaitu Desa Jambangan
berikut ini asal muasal Desa Jambangan
Menurut para tetua desa, dahulu kala desa jambangan merupakan daerah
belum berpenghuni yang lingkungannya banyak ditumbuhi pepohonan yang lebat
dan besar serta memiliki suhu yang dingin. Di dalamnya di aliri sungai besar ( kali
ANDONG sekarang ) Dari sinilah para pengungsi peperangan Kerajaan Mataram
yang saat itu melawan Pemerintah Kolonial Belanda membuka lahan untuk
dijadikan tempat persembunyian yang akhirnya berkembang menjadi tempat
pemukiman, pendidikan , lahan pertanian, dan sentra pembuatan gerabah ( peralatan
rumah tangga dari tanah seperti gentong dll ) seiring dengan berjalannya waktu
menjadi suatu kumpulan masyarakat. Kultur penduduknya (kumpulan masyarakat
tsb ) mayoritas agamis, hal itu banyak di buktikan dengan di temukannya makam tua
( Makam Mbah Ibrahim,red) dan berdirinya banyak masjid dan mushola contohnya
Masjid Jambangan ( Sekarang Masjid ARBA`I QOHHAR ) berdiri pada Th 1901 M
Daerah pemukiman ini banyak ditumbuhi pohon jati, kelapa dll, juga
tanaman buah dan umbi umbian, inilah yang dijadikan sumber mata pencaharian
kumpulan masyarakat tersebut, yang kemudian dikembangkan menjadi tanaman
produkti dan berkembang terus menjadi lahan pertanian. Oleh karena tanaman
tersebut merupakan sumber kehidupan masyarakat, dan yang lebih memukau lagi
di wilayah jambangan ini menjadi sentra gerabah, produk unggulannya adalah
JAMBANGAN (satu jenis gerabah seperti gentong besar ). sehingga sering di
datangi mayarakat di luar jambangan untuk melihat proses pembuatannya dan
membelinya ,maka sejak saat itu untuk menandai hal tersebut diabadikan menjadi
tetenger (penanda) untuk menjadi nama desa yaitu Desa JAMBANGAN
Dalam masa perkembangannya ( masa kolonial belanda ) Desa Jambangan
terpecah menjadi 2 bagian yaitu 1. Jambangan Etan ( Jambangan sebelah Timur Kali
andong ) dan 2. Jambangan Kulon ( Jambangan sebelah barat Kali Andong )
Setelah Indonesia Merdeka karena tuntutan situasi kondisi maka desa jambangan
tidak lagi di bawah kekuasaan Kawedanan Ngawi melainkan menjadi wilayah di
bawah Kecamatan Paron.
Dari situlah Desa jambangan dibagi menjadi 8 ( delapan ) dusun, yaitu :
1. Dusun Jambangan
2. Dusun Kedungjambu
3. Dusun Gandu
4. Dusun Winong
5. Dusun Ngepeh
6. Dusun Mojosari
7. Dusun Sambipasar
8. Dusun Paron
Para pejabat Kepala Desa Jambangan semenjak berdirinya Desa Jambangan
adalah sebagai berikut :
NO | NAMA | MASA JABATAN | KETERANGAN |
1 | Eyang Rekso Atmojo | ……………… s/d ……….. | Kepala Desa Pertama |
2 | Hardjo Dinoyo | ……………… s/d ……….. | Kepala Desa Kedua |
3 | Hardjo Dikromo | ……………… s/d 1958 | Kepala Desa Ketiga |
4 | H. Dasoeki | 1958 s/d 1970 | Kepala Desa Keempat |
5 | Somo Diwiryo | 1971 s/d 1979 | Kepala Desa Kelima |
6 | Soejatmiko | 1980 s/d 1990 | Kepala Desa Keenam |
7 | H. Murdoko | 1990 s/d 2007 | Kepala Desa Ketujuh |
8 | Hj. Hidayati | 2007 s/d 2019 | Kepala Desa kedelapan |
9 | H. Murdoko | 2019 s/d sekarang | Kepala Desa Kesembilan |